DENPASAR – Paracetamol merupakan obat yang dapat membantu meredakan berbagai jenis nyeri, seperti nyeri punggung, sakit kepala, migrain, ketegangan otot, nyeri haid, sakit gigi, serta gejala sakit dan nyeri akibat pilek dan flu. Meskipun termasuk dalam kategori obat bebas yang dapat dibeli tanpa resep dokter, penggunaan Paracetamol tetap perlu memperhatikan dosis dan aturan pakai yang benar. Berikut ini penjelasan mengenai dosis yang tepat untuk mengonsumsi Paracetamol, serta efek samping dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaannya.
Dosis yang Tepat Mengonsumsi Paracetamol
Meskipun Paracetamol dapat dibeli tanpa resep dokter, penting untuk memperhatikan dosis dan aturan pakai yang tepat agar menghindari efek samping yang merugikan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Paracetamol bekerja dengan cara menghambat pembentukan prostaglandin, yaitu senyawa yang dilepaskan oleh tubuh sebagai respons terhadap kerusakan jaringan atau infeksi. Prostaglandin merupakan zat yang menyebabkan peradangan dan menyebabkan timbulnya rasa nyeri dan demam.
Dewasa:
500-1000 mg setiap 4 hingga 6 jam. Diberikan jeda minimal 4 jam antara setiap dosisnya, dengan dosis maksimum 4000 mg/hari (dalam pengawasan dokter).
Anak-anak:
10 hingga 15 mg/kgBB, dengan maksimal 4 kali pemberian dalam sehari. Pastikan dosis tidak melebihi anjuran yang diberikan.
Untuk penggunaan Paracetamol pada bayi dan anak-anak, disarankan untuk mengikuti anjuran yang diberikan oleh dokter. Perlu diingat bahwa Paracetamol biasanya mulai bekerja dalam waktu sekitar satu jam setelah dikonsumsi. Oleh karena itu, hindari peningkatan dosis atau mengonsumsi analgesik lainnya dalam waktu tersebut jika efek Paracetamol belum terasa. Paracetamol sebaiknya dikonsumsi setelah makan, dan dapat digunakan oleh ibu hamil dan menyusui sesuai dengan anjuran dokter. Jangan mengonsumsi Paracetamol bersamaan dengan obat lain tanpa rekomendasi dokter.