“Mengahabiskan waktu hari ini untuk mengeluh terhadap hari kemarin tak akan membuat hari esok lebih baik.”
ABU Kosim adalah seorang laki-laki setengah baya yang hidup di kota Bagdad. Badannya kurus dan kecil, jenggotnya mirip jenggot kambing. Ia hidup seorang diri di rumah yang cukup sederhana. Selama ini Abu Kosim dikenal sebagai orang yang pelit pada dirinya sendiri. Barang-barang yang dimilikinya tidak akan dibuang atau diberikan kepada orang lain sebelum terlihat amat dekil. Salah satunya adalah sepatu.
Sepatu terbuat dari kulit unta yang telah dipakai bertahun-tahun itu tetap dipertahankan meskipun sudah sangat dekil, berlubang di sana-sini dan menyebarkan bau tidak sedap. Suatu hari Abu Kosim bertemu dengan sahabat lamanya di kolam renang. Di tempat tersebut sahabatnya berjanji akan membelikan sepatu baru. “Karena saya lihat sepatu kamu sudah bau tong sampah,” kata sahabatnya sedikit menyindir.
“Wah, kalau begitu terimakasih,” ucap Abu Kosim tanpa merasa tersindir sedikit pun.Sewaktu Abu Kosim selesai mandi, di dekat sepatu bututnya ada sepatu baru yang amat bagus. Warnanya hitam dengan hiasan warna emas di sana-sini.”Sahabatku memang baik,” gumam Abu Kosim tercengang melihat sepatu itu. Ia kira sepatu itu dari sahabatnya. Tanpa berpikir panjang lagi ia memakainya dan membawanya pulang.