Balisore.com – Beberapa waktu terakhir, istilah “awan tsunami” telah banyak dibahas di media sosial, terutama karena bentuknya yang unik dan kesalahpahaman terkait dampaknya. Fenomena ini, yang sering muncul selama masa peralihan musim atau pancaroba, sering dianggap sebagai indikator bahwa perubahan cuaca besar akan terjadi. Namun, apa sebenarnya awan tsunami ini dan bagaimana ia mempengaruhi cuaca? Mari kita telusuri lebih dalam mengenai fenomena yang sedang menjadi perhatian ini.
Apa Itu Awan Tsunami?
Awan tsunami adalah istilah populer yang sering digunakan untuk menyebut fenomena awan yang secara visual mirip dengan gelombang tsunami. Namun, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), istilah yang lebih tepat untuk fenomena ini adalah “awan Arcus.” Awan Arcus adalah tipe awan yang memiliki bentuk gulungan panjang dan halus, sering kali terlihat sebagai pita horizontal yang membentang di langit.
Fenomena ini biasanya terjadi dalam periode peralihan musim dari September hingga November dan berlanjut selama musim hujan yang berlangsung dari Desember hingga Februari. Awan Arcus merupakan indikator bahwa kondisi cuaca ekstrem, seperti hujan deras dan angin kencang, mungkin akan segera terjadi.
Ciri-ciri Awan Arcus
Awan Arcus memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari jenis awan lainnya. Ciri utama dari awan ini adalah formasi horizontal memanjang yang menyerupai gelombang laut. Fenomena ini terbentuk akibat ketidakstabilan atmosfer, di mana massa udara dingin bertemu dengan massa udara hangat dan lembap.
BMKG menjelaskan bahwa awan Arcus dapat terbentuk di antara jenis awan Cumulonimbus dan Cumulus. Ketika massa udara dingin menabrak massa udara hangat yang lembap, proses ini menyebabkan pembentukan gulungan awan yang memanjang. Kondisi ini sering kali diakibatkan oleh angin laut dalam skala besar yang mendorong massa udara ke daratan.
Pembentukan dan Karakteristik Awan Arcus
Menurut Ina Juaeni dari Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) LAPAN, awan Arcus termasuk dalam kategori awan cumuliform dengan ketinggian rendah, umumnya hingga 1,9 km dari permukaan bumi. Awan ini dapat muncul dalam dua bentuk: sebagai gulungan horizontal yang terpisah dari awan induk atau sebagai bentuk datar yang menyatu dengan dasar awan Cumulonimbus.