Kajian Dhuha: Menyongsong Surga dengan Memahami Ciri-Ciri Ahli Surga dan Ahli Neraka

oleh -41 Dilihat
oleh
Ilustrasi Ciri-ciri Ahli Surga
Ilustrasi Ciri-ciri Ahli Surga

Balisore.com – Pada hari Selasa, 15 Agustus 2023, telah dilaksanakan Kajian Dhuha yang dihadiri oleh banyak peserta di Kutacane. Kajian ini menghadirkan Wakil Ketua Majelis Ulama Kutacane, Sulyadi, S.H.I., M.H., sebagai pemateri utama, dengan acara yang juga mencakup protokol Kamtina, S.H.I., doa oleh Lukman AR, S.H., dan shalawat oleh Fakhruddin, S.E. Kajian ini mengambil tema yang sangat penting dan relevan dalam kehidupan seorang Muslim, yaitu “4 Ciri Ahli Surga dan 4 Ciri Ahli Neraka”. Dalam kajian ini, Sulyadi memaparkan tanda-tanda yang membedakan antara calon ahli surga dan calon ahli neraka, serta bagaimana kita bisa menerapkan sifat-sifat tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Ciri-Ciri Ahli Surga

Sulyadi menjelaskan bahwa ada empat ciri utama yang membedakan seseorang yang berpotensi menjadi ahli surga. Ciri-ciri tersebut adalah:

  1. Wajah yang Berseri-Seri Orang yang memiliki wajah berseri-seri menunjukkan kebahagiaan dan ketenangan batin. Ini mencerminkan kedamaian dan kepuasan dalam hidupnya yang dilandasi iman dan ketakwaan kepada Allah SWT.
  2. Lisan yang Fasih Lisan yang fasih berarti seseorang mampu berbicara dengan baik, jujur, dan tidak menyakiti hati orang lain. Janji-janji yang diucapkan bisa dipegang dan ditepati. Ini menunjukkan integritas dan kejujuran dalam berbicara.
  3. Hati yang Penuh dengan Ketakwaan Hati yang penuh dengan ketakwaan adalah hati yang selalu ingat dan takut kepada Allah SWT. Ketakwaan ini tercermin dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil sehari-hari.
  4. Tangan yang Senang Memberi Sifat dermawan dan suka memberi merupakan tanda bahwa seseorang tidak hanya memikirkan dirinya sendiri tetapi juga peduli terhadap kebutuhan orang lain. Ini menunjukkan keikhlasan dan kepedulian sosial.

Ciri-Ciri Ahli Neraka

Sebaliknya, Sulyadi juga menjelaskan empat ciri yang menunjukkan seseorang mungkin menjadi ahli neraka, yaitu:

  1. Wajah yang Selalu Cemberut Wajah yang selalu cemberut menunjukkan ketidakpuasan dan kepahitan dalam hidup. Ini bisa jadi tanda kurangnya rasa syukur dan kedamaian batin.
  2. Lisan yang Keji atau Kotor Lisan yang keji atau kotor adalah tanda kebiasaan berbicara yang tidak baik, termasuk kata-kata kasar dan fitnah. Ini menunjukkan kurangnya etika dan akhlak yang baik.
  3. Hati yang Keras Hati yang keras adalah hati yang tidak mudah lembut dan tidak bisa menerima nasihat atau petunjuk. Hati yang keras menunjukkan kekurangan dalam kelemahlembutan dan ketaatan kepada Allah SWT.
  4. Tangan yang Pelit Tangan yang pelit adalah tanda seseorang yang enggan untuk berbagi dan memberi kepada orang lain. Sifat pelit ini mencerminkan kurangnya kepedulian dan sikap egois.
Baca Juga  Heboh, Adik Ketua DPRD Bali Dipecat dari PDI Perjuangan

Hadits tentang Sifat-Sifat Manusia

Dalam buku Durratun Nasihin, disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT menciptakan bani Adam dengan 8 sifat. 4 di antaranya adalah sifat-sifat penghuni surga: yaitu wajah yang ramah, lidah yang fasih, hati yang bertakwa, dan tangan yang dermawan. Sedangkan, 4 yang lainnya adalah sifat-sifat penghuni neraka: yaitu wajah yang masam, lidah yang kotor, hati yang keras, dan tangan yang pelit.” Hadits ini menegaskan bahwa sifat-sifat tersebut sangat penting untuk diperhatikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pentingnya Kesabaran dan Ikhlas dalam Menghadapi Ujian

Dalam kajian tersebut, Sulyadi juga mengingatkan para peserta tentang pentingnya kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi berbagai ujian hidup. “Seberat apa pun ujian yang datang, seorang Muslim harus sabar dan ikhlas menghadapinya, serta selalu berpikir dan bersikap positif dan optimistis,” ujarnya. Kesabaran dan sikap positif sangat penting dalam menjalani hidup agar tetap dalam keridhaan Allah SWT.

Amal Perbuatan Baik untuk Husnul Khatimah

Sulyadi menekankan bahwa amal perbuatan baik harus menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari. Hal ini bukan hanya untuk mencapai kebahagiaan dunia, tetapi juga sebagai ikhtiar agar ketika wafat nanti, seseorang berada dalam keadaan baik (husnul khatimah). Dengan membiasakan diri melakukan amal perbuatan yang baik, kita tidak hanya memperbaiki diri tetapi juga meningkatkan peluang untuk mendapatkan rahmat Allah SWT.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.