“Sebagai seorang anak, jangan pernah melupakan semua jasa orangtua terutama kepada seorang Ibu yang telah mengandung dan membesarkan anaknya.”
PADA suatu waktu, hiduplah sebuah keluarga nelayan di pantai wilayah Sumatra. Keluarga itu terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang. Karena keuangan keluarga yang sulit, ayah Malin memutuskan untuk mencari nafkah di luar negeri dengan berlayar ke lautan yang luas. Malin dan ibunya tinggal sendirian di gubug mereka. Lama waktu berlalu tanpa kehadiran ayah Malin, dan ibunya harus menggantikan peran ayah untuk mencari nafkah. Meskipun Malin pandai, dia juga sedikit nakal. Dia suka mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari, saat mengejar ayam, dia terpeleset dan lengan kanannya terluka karena terkena batu. Bekas luka itu tetap ada dan tak pernah hilang.
Ketika dewasa, Malin Kundang merasa kasihan pada ibunya yang bekerja keras mencari nafkah untuk membesarkannya. Dia memutuskan untuk mencari kekayaan di luar negeri dengan harapan bisa kembali ke kampung halamannya sebagai orang kaya. Malin tertarik dengan ajakan seorang nahkoda kapal dagang yang dulunya miskin namun kini menjadi kaya.