Masjid Jami Kalipasir: Sejarah Panjang Syiar Islam di Kota Tangerang

oleh -34 Dilihat
oleh
Masjid Jami Kalipasir
Masjid Jami Kalipasir

Balisore.com – Masjid Jami Kalipasir, yang terletak di Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Banten, bukan sekadar tempat ibadah bagi umat Islam. Masjid ini menyimpan sejarah panjang tentang syiar Islam di wilayah Tangerang. Dengan usia mencapai 445 tahun, Masjid Jami Kalipasir dikenal sebagai masjid tertua di Kota Tangerang. Keunikan dan kekayaan sejarah yang dimilikinya menjadikan masjid ini sebagai salah satu situs bersejarah yang wajib diketahui masyarakat, khususnya umat Muslim.

Sejarah Berdirinya Masjid Jami Kalipasir

Masjid Jami Kalipasir tidak langsung berdiri sebagai bangunan besar seperti yang terlihat saat ini. Pada awalnya, sekitar tahun 1412, masjid ini hanyalah sebuah gubuk kecil yang dibangun oleh seorang penyiar agama Islam bernama Ki Tengger Jati. Ki Tengger Jati datang dari Kerajaan Galuh Kawali dengan tujuan menyebarkan ajaran Islam di wilayah Tangerang yang pada saat itu masih berupa hutan belantara. Menurut catatan sejarah, Ki Tengger Jati mempelajari agama Islam dari seorang ulama bernama Syekh Syubakir sebelum akhirnya memutuskan untuk memulai syiar Islam di Tangerang.

Lokasi masjid yang kini berada di pinggir Sungai Cisadane, yang dulu dikenal dengan nama Sungai Cipamungkas, menjadi salah satu alasan mengapa masjid ini terus berkembang. Sungai Cisadane pada masa itu merupakan jalur transportasi utama, sehingga banyak pelancong yang melewati wilayah ini. Para pelancong tersebut seringkali singgah di masjid, baik untuk beristirahat maupun melaksanakan ibadah. Hal ini membuat masjid semakin dikenal dan akhirnya diperbesar pada tahun 1416.

Pengaruh Ulama Besar dan Perkembangan Masjid

Pada tahun 1445, seorang ulama besar dari Persia bernama Said Hasan Ali Al-Husaini, yang lebih dikenal dengan nama Syekh Abdul Jalil, singgah di Masjid Jami Kalipasir. Meskipun tujuan awal Syekh Abdul Jalil bukan untuk menetap di Tangerang, kehadirannya memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan masjid. Di bawah bimbingan dan pengaruh Syekh Abdul Jalil, masjid ini semakin diperbesar dan peranannya sebagai pusat syiar Islam semakin kokoh.

Baca Juga  Pura Siwa Dampati Berkaitan dengan Ida Pedanda Alangkajeng: Setiap Sasih Gerubug Ada Upacara Ngereh

Kegiatan keagamaan di Masjid Jami Kalipasir terus berlangsung hingga tahun 1576, ketika masjid ini secara resmi ditetapkan sebagai masjid oleh otoritas setempat. Sejak saat itu, Masjid Jami Kalipasir tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi masyarakat Tangerang dan sekitarnya.

Arsitektur dan Keunikan Masjid

Salah satu hal yang menarik perhatian dari Masjid Jami Kalipasir adalah arsitektur bangunannya. Meskipun bangunan masjid ini telah mengalami beberapa renovasi, struktur aslinya tetap dipertahankan. Bagian luar masjid didominasi oleh warna krem, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih dengan atap genteng berwarna hijau.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.