Balisore.com – Logo burung hantu memang familiar bagi masyarakat Indonesia.
Burung hantu atau celepuk digunakan juga untuk logo Densus 88 Anti Teror.
Bukan hanya itu, ternyata di organisasi masyarakat ada yang menggunakan burung hantu sebagai logo, yakni Brigade Manguni.
Namun begitu, untuk lebih jelas soal logo burung hantu yang digunakan Brigade Manguni, mari kita simak makna burung tersebut bagi masyarakat Minahasa.
Di mana, Minahasa, tanah yang kaya akan budaya dan alamnya, menempatkan burung Manguni sebagai lambang utama dengan motto “I Yayat U Santi”.
Untuk memahami lebih lanjut tentang asal-usul dan penciptaan simbol ini, mari kita eksplor latar belakangnya yang kaya makna.
Pada tahun 1967, Pemerintah Kabupaten Minahasa mengadakan sayembara untuk menciptakan simbol yang mewakili kekayaan dan keberanian daerah ini.
Sejumlah seniman berbakat ikut serta, dan hasilnya, gambar ciptaan Adolf Kainde terpilih sebagai lambang terbaik.
Keputusan ini kemudian diresmikan oleh DPRD Minahasa sebagai logo resmi Pemerintah Kabupaten.
Adolf Kainde, seorang seniman kelahiran Flores pada tahun 1937, telah memberikan kontribusi besar melalui bakatnya dalam menggambar dan koreografi.
Beliau juga aktif di berbagai bidang, termasuk menjadi staf redaksi di Harian Kompas edisi Sulut dan menjabat sebagai Agent Manager Bir Bintang hingga tahun 2000.
Dalam perencanaan gambar lambang Minahasa, Adolf Kainde berkonsultasi dengan pamannya, Johanis Ngangi, yang pada masa itu merupakan anggota BPH era Bupati Letkol.
