Balisore.com – Salah satu perguruan silat yang sering viral dan kerap menjadi pembicaraan warganet adalah Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).
PSHT bukan hanya sekadar organisasi pencak silat, tapi simbol perjuangan, keuletan, dan warisan budaya Indonesia yang berakar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan.
Berdiri kokoh sejak tahun 1922 di Madiun oleh Ki Hajar Hardjo Oetomo, PSHT telah menapaki perjalanan panjangnya, dari masa penjajahan hingga menjadi salah satu organisasi pencak silat terkemuka yang tetap relevan hingga kini.
Perjalanan Awal: Dari Setia Hati Pemuda Sport Club ke PSHT
Dikutip dari laman resmi PSHT, Persaudaraan Setia Hati Terate berdiri di Madiun, tahun 1922, menjadi saksi kelahiran PSHT oleh tangan pahlawan perintis kemerdekaan, Ki Hajar Hardjo Oetomo.
Awalnya dikenal sebagai Setia Hati Pemuda Sport Club (SH PSC), namanya berkali-kali berubah hingga akhirnya menetap menjadi Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dalam kongres pertamanya pada 25 Maret 1951.
Para pendiri PSHT bukan hanya sekadar menciptakan sebuah organisasi, tetapi mereka menanamkan fondasi yang kuat bagi kelangsungan dan pengembangan PSHT.
Tokoh-tokoh seperti Bpk. RM Soetomo Mangkudjojo, Bpk. Santoso Kartoatmodjo, Bpk. Irsyad, Mas RM. Imam Koesoepangat, dan Mas KRT Tarmadji Budi Harsono, SE, menjadi pilar-pilar yang mengukuhkan eksistensi PSHT.
Berkat jasa mereka, PSHT tidak hanya memiliki struktur organisasi yang kokoh, tetapi juga telah merangkul banyak anggota dan cabang, serta membangun padepokan sebagai pusat kegiatan PSHT.
Kepemimpinan Baru: Visi Strategis untuk Masa Depan
Dalam periode kepemimpinan DR. Ir. M. Taufiq SH., MSc., sebagai Ketua Umum (2016–2021), PSHT menetapkan rencana strategis yang menjadi pedoman bagi pengurus di semua tingkatan.