Balisore.com – Tabanan, salah satu kabupaten di Bali, dikenal sebagai daerah yang kaya akan budaya dan sejarah. Di antara peninggalan sejarah yang ada, terdapat sejumlah pura yang memiliki nilai historis tinggi dan telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya. Salah satu pura yang memiliki sejarah panjang dan kaya akan cerita tradisional adalah Pura Batur Sari, yang terletak di Desa Pakraman Pumahan, Desa Biaung, Kecamatan Penebel, Tabanan. Pura ini telah diakui sebagai Cagar Budaya Nasional sejak tahun 1992, menjadikannya salah satu situs budaya yang dilindungi dan dilestarikan untuk generasi mendatang.
Sejarah dan Asal Usul Pura Batur Sari
Menurut Juru Sumbu Pura Batur Sari, I Nyoman Rustika, hingga saat ini belum ditemukan prasasti atau naskah babad tertulis yang menjelaskan secara rinci tentang asal-usul pura ini. Namun, berdasarkan cerita turun-temurun yang diwariskan oleh para tetua desa, Pura Batur Sari diyakini bermula dari kedatangan Dang Hyang Rsi Markandeya ke daerah tersebut. Beliau kemudian meletakkan Panca Datu, yang menjadi awal mula berdirinya Pura Batur Sari. Keberadaan pura ini hingga kini masih menjadi pusat spiritual bagi masyarakat setempat.
Keunikan Arsitektur dan Tata Letak Arca
Salah satu daya tarik utama Pura Batur Sari adalah keberadaan berbagai arca yang jumlahnya mencapai 50 buah. Arca-arca ini ditempatkan di berbagai palinggih yang tersebar di seluruh area pura. Palinggih Pokok Batur Sari menjadi pusat utama, di mana terdapat sejumlah arca penting seperti arca Dewa Siwa, arca Dewa Ganesha sebagai Dewa Tenung, serta Lingga Yoni yang menjadi simbol kemakmuran dan kesuburan. Tata letak arca-arca ini tidak pernah diubah sejak awal pembangunannya, menjadikan pura ini sebagai cerminan autentik dari arsitektur dan spiritualitas Bali zaman dahulu.