Balisore.com – Pura Dukun Sakti, sebuah pura kuno yang terletak di utara Balai Banjar Tuban Griya, Badung, Bali, mungkin tidak dikenal oleh banyak umat Hindu, baik di Bali maupun luar Bali. Namun, bagi mereka yang mengetahui keberadaannya, Pura Dukun Sakti bukan hanya sekadar tempat sembahyang, melainkan juga dipercaya memiliki kekuatan untuk memberikan kesembuhan dan kharisma (taksu) bagi para seniman yang memohon di sana.
Sejarah dan Latar Belakang Pura Dukun Sakti
Pura Dukun Sakti adalah pura keluarga besar Arya Wang Bang Pinatih. Walaupun begitu, pura ini terbuka untuk siapa saja yang ingin memohon kesembuhan atau mendapatkan petunjuk dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam bidang kesenian. Pura ini dianggap sebagai tempat suci yang ‘pingit’ atau angker, namun daya tarik spiritualnya membuat banyak orang tertarik untuk berkunjung.
Pura ini dibangun secara bertahap dari utara ke selatan, dengan berbagai pelinggih (tugu) yang didirikan di dalamnya. Beberapa pelinggih utama yang ada di Pura Dukun Sakti antara lain Padmasana yang merupakan tempat berstana Ida Bhatara Puncak Mahameru, Gedong Ratu Gede Dalem Ped, Padmacapah untuk Pramanca Mahajenarantaka, serta Padma Kembar yang merupakan tempat bagi Dalem Blambangan. Selain itu, ada juga Tugu Capah, Gedong Dalem Majapahit, Tajuk Pengaruman, dan Palinggih Perahu. Setiap pelinggih memiliki fungsi dan makna tersendiri yang memperkaya spiritualitas pura ini.
Keunikan Pura Dukun Sakti
Pura Dukun Sakti memiliki banyak keunikan, baik dari segi arsitektur maupun spiritualitasnya. Pembangunan pura ini dilakukan bertahap dan melibatkan pemugaran yang menggunakan bahan pasir malela, yang memberikan tampilan fisik pelinggih yang indah dan tertata rapi. Setelah pemugaran selesai, dilaksanakan Upacara Ngenteg Linggih dan Padudusan Agung sebagai bentuk penyucian kembali pura ini.
Total biaya pemugaran dan pelaksanaan karya ngenteg linggih mencapai sekitar Rp 30 juta, yang sebagian besar dikumpulkan dari sumbangan umat dan keluarga besar yang mengempon pura ini. Pujawali, atau hari besar peringatan di pura ini, dilaksanakan pada Purnama Sasih Katiga.