Balisore.com – Jimbaran, kawasan yang dikenal sebagai destinasi wisata internasional dengan keindahan pantainya yang memukau, ternyata menyimpan sebuah tempat suci yang menakjubkan dan penuh makna. Terletak di tengah hiruk pikuk pariwisata, Pura Goa Peteng Alam Tunjung Mekar berdiri sebagai saksi bisu dari keheningan dan ketenangan yang masih terjaga hingga kini.
Sejarah dan Makna Nama Pura Goa Peteng Alam Tunjung Mekar
Nama Pura Goa Peteng Alam Tunjung Mekar memiliki arti yang dalam dan sarat makna. “Goa” dalam bahasa Bali berarti gua, sedangkan “Peteng” berarti gelap. “Alam” menunjukkan bahwa gua ini terbentuk secara alami, dan “Tunjung Mekar” menggambarkan harapan bahwa tempat suci ini akan berkembang dan dikenal, layaknya bunga teratai yang mekar dan dicari banyak orang.
Pura ini telah ada sejak puluhan tahun lalu, meskipun tidak ada catatan pasti mengenai kapan pertama kali didirikan. Lokasinya berada di Jalan Goa Peteng, tidak jauh dari Ayana Hotel, di wilayah Desa Adat Kutuh. Pura ini juga terletak di jalur yang menghubungkan Bandara Ngurah Rai dengan Pura Uluwatu, membuatnya berada di tengah-tengah kawasan wisata yang strategis namun tersembunyi.
Perjalanan Menuju Pura: Tantangan dan Keindahan
Perjalanan menuju Pura Goa Peteng Alam Tunjung Mekar bisa menjadi tantangan tersendiri. Meskipun jaraknya tidak terlalu jauh dari pusat Jimbaran, akses jalan menuju pura masih cukup sulit dilalui. Jalannya berupa bebatuan kapur yang cukup rusak, menambah tantangan bagi para pengunjung yang ingin mencapai pura ini. Namun, justru inilah yang membuat perjalanan menuju pura ini terasa istimewa, seolah menguji ketulusan niat setiap orang yang ingin bersembahyang atau melukat di sana.