Balisore.com – Pura Goa Peteng Alam Tunjung Mekar mungkin bukan destinasi spiritual yang banyak diketahui orang, namun bagi mereka yang mengetahuinya, pura ini adalah sebuah tempat sakral yang penuh dengan nilai spiritual dan mistis. Terletak di Desa Pakraman Kutuh, pura ini menyimpan banyak cerita dan keajaiban yang membuatnya begitu istimewa bagi para pamedek yang datang untuk berdoa, melukat, atau sekadar mencari ketenangan batin.
Lokasi Tersembunyi dengan Akses Menantang
Pura ini berada di jalur antara Bandara Ngurah Rai dan Pura Uluwatu, tidak jauh dari Hotel Ayana. Meskipun lokasinya terbilang strategis, akses menuju pura ini cukup menantang. Jalan sepanjang 1,5 km dari Jalan Goa Peteng menuju pura ini terbuat dari batu kapur dan memiliki medan yang naik turun, sehingga perjalanan menuju pura membutuhkan usaha ekstra. Mungkin karena itulah, tidak banyak orang yang mengetahui atau mengunjungi pura ini, meskipun keindahan dan nilai spiritualnya sangat besar.
Suasana Mistis di Pintu Goa
Setelah melewati jalan yang menantang, Anda akan menemukan Pura Goa Peteng yang terletak di pintu masuk sebuah goa. Sepintas, suasananya mengingatkan pada Pura Goa Giri Putri yang berada di Nusa Penida, dengan sebuah pohon beringin besar yang tumbuh di luar pura. Pohon beringin ini diyakini sebagai rambut dari Bhatara yang melinggih di Pura Goa Peteng, meskipun siapa yang berstana di pura ini masih menjadi misteri hingga kini.
Dua Goa Sakral dengan Energi Berbeda
Di balik pura ini terdapat dua goa yang masing-masing memiliki karakter dan energi yang berbeda. Goa pertama yang mengarah ke utara memiliki kedalaman sekitar 250 meter, dan goa kedua yang mengarah ke selatan memiliki kedalaman sekitar 300 meter. Di dalam goa yang mengarah ke selatan, terdapat dua sumber air yang dianggap sebagai simbol purusa dan pradana, atau laki-laki dan perempuan. Namun, goa ini tidak digunakan untuk melukat, melainkan hanya untuk memohon tirta atau air suci.
Sebaliknya, goa yang mengarah ke utara adalah tempat yang digunakan untuk melukat. Proses melukat di sini dimulai dengan menuruni puluhan anak tangga hingga mencapai sumber air. Di sepanjang perjalanan menuju sumber air, Anda akan disambut oleh kelelawar yang diyakini sebagai penjaga Goa Peteng, serta tetesan air dari dinding goa yang menciptakan irama alam yang menenangkan. Selain kelelawar, ada juga ular phyton yang dipercaya sebagai duwe Pura Goa Peteng.
Keunikan dan Kesakralan Batu-Batu di Pura
Tidak hanya goanya yang sakral, pura ini juga menyimpan banyak bebatuan unik yang diyakini memiliki kekuatan spiritual. Salah satu batu yang menarik perhatian adalah batu yang berbentuk teropong saat dilihat secara fisik, namun secara gaib dipercaya sebagai satu set gambelan atau gong. Masyarakat sekitar meyakini bahwa batu-batu ini memiliki bentuk dan energi yang berbeda antara sekala (dunia nyata) dan niskala (dunia gaib), menjadikannya sebagai elemen penting dalam ritual di Pura Goa Peteng.
Proses Melukat yang Sakral
Melukat di Pura Goa Peteng tidak hanya tentang membersihkan diri secara fisik, tetapi juga membersihkan diri secara spiritual. Proses ini dimulai dengan menghaturkan canang di pererepan suci pemangku yang berada di rumahnya, kemudian dilanjutkan dengan matur piuning di pura, dan akhirnya melukat di goa yang mengarah ke utara. Setelah melukat, pamedek akan kembali naik untuk memohon tirta dan bija sebagai penutup prosesi.