Balisore.com – Pantai Seseh di Desa Cemagi, Kecamatan Munggu, Kabupaten Badung, Bali, dikenal bukan hanya sebagai destinasi wisata yang menenangkan, tetapi juga sebagai tempat spiritual yang menyimpan kisah bersejarah dan religius. Salah satu kekayaan spiritual di kawasan ini adalah Pura Ratu Mas Sakti, yang terletak di sebelah Pura Luhur Batu Bolong. Pura ini tidak hanya merupakan tempat ibadah yang penting bagi umat Hindu, tetapi juga menyimpan makam Pangeran Mas Sepuh, atau yang dikenal dengan nama asli Raden Amangkuningrat.
Sejarah Pura Ratu Mas Sakti
Pura Ratu Mas Sakti, terletak di tepi Pantai Seseh, menawarkan lebih dari sekadar ketenangan spiritual. Pura ini menyimpan cerita unik yang menggambarkan harmonisasi antara umat Hindu dan Islam di Bali. Menurut cerita yang berkembang, sekitar 400 tahun yang lalu, Raja Mengwi mengunjungi daerah Blambangan di Jawa Timur. Di sana, sang raja menikah dan memiliki seorang putra bernama Raden Amangkuningrat. Sementara itu, Raja Mengwi kembali ke Bali, meninggalkan keluarga di Jawa.
Ketika Raden Amangkuningrat dewasa, ia mengetahui bahwa ayahnya adalah Raja Mengwi. Berpikir untuk mencari ayahnya dan mengabdikan diri, Raden Amangkuningrat memutuskan untuk pergi ke Bali, ditemani oleh sekitar 40 kiayi. Konon, karena kesaktiannya, ia bisa berjalan di atas air dan bahkan duduk di atas air saat membuat makam dan tempat sembahyang.
Namun, ketika ia tiba di Mengwi, ia mendapati bahwa ayahnya telah meninggal dan ibu tirinya masih hidup. Kesalahpahaman pun timbul, dan Raden Amangkuningrat kemudian diutus dari Kerajaan Mengwi ke Pantai Seseh. Dalam perjalanan tersebut, beliau meninggal, dan menurut cerita, beliau sempat berpesan untuk dibuatkan makam dan meru atau merajan sebagai tempat ibadah. Makam dan meru tersebut kemudian menjadi bagian dari Pura Ratu Mas Sakti.
Struktur dan Fungsi Pura Ratu Mas Sakti
Pura Ratu Mas Sakti terdiri dari beberapa bangunan utama, termasuk sejumlah palingih (tempat suci) dan sebuah makam yang didedikasikan untuk Pangeran Mas Sepuh. Makam ini menjadi pusat ziarah bagi banyak orang, tidak hanya umat Hindu tetapi juga umat Islam dan Buddha. Jro Mangku Keramat, penjaga pura yang kami temui, menjelaskan bahwa banyak peziarah datang untuk berdoa atau meminta petunjuk dalam berbagai aspek kehidupan seperti kesehatan, keturunan, dan usaha.