JAKARTA – Sarung adalah salah satu pakaian tradisional yang umum dikenakan di berbagai negara di Asia Tenggara. Meskipun memiliki kesamaan dalam konsep dasar, sarung di Indonesia, Malaysia, dan Myanmar memiliki perbedaan dalam hal desain, motif, dan cara pemakaian yang mencerminkan kekayaan seni dan budaya masing-masing negara.
Berikut adalah beberapa perbedaan yang mencolok antara sarung Indonesia, Malaysia, dan Myanmar yang dikumpulkan balisore.com dari berbagai sumber:
Desain dan Motif
Sarung Indonesia: Sarung Indonesia dikenal dengan beragam desain dan motif yang khas. Misalnya, sarung batik dari Jawa memiliki pola-pola yang rumit dan motif yang terinspirasi oleh alam, budaya, dan sejarah Indonesia. Sarung ikat dari Nusa Tenggara Timur juga memiliki pola ikat yang rumit dan kaya akan warna-warni cerah.
Sarung Malaysia: Sarung di Malaysia sering kali memiliki pola-pola geometris yang berulang dan simetris. Motif yang sering digunakan adalah motif batik tradisional, seperti motif bunga, daun, dan geometri yang abstrak.
Sarung Myanmar: Sarung di Myanmar, dikenal sebagai longyi, biasanya memiliki motif etnis yang khas. Motif-motif seperti burung, binatang, dan gambar-gambar alam sering kali menjadi pilihan dalam desain sarung Myanmar.
Bahan:
Sarung Indonesia: Sarung Indonesia umumnya terbuat dari kain katun atau sutra, tergantung pada daerahnya. Kain katun memberikan kenyamanan dalam cuaca tropis yang hangat, sementara kain sutra memberikan kilau yang elegan.
Sarung Malaysia: Sarung Malaysia juga umumnya terbuat dari kain katun atau sutra, dengan preferensi yang bervariasi tergantung pada daerah dan acara penggunaannya.
Sarung Myanmar: Longyi di Myanmar biasanya terbuat dari kain katun tebal atau kain sutra yang tahan lama. Longyi yang terbuat dari kain katun lebih umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Cara Pemakaian
Sarung Indonesia: Di Indonesia, sarung biasanya dibalut di sekitar pinggang dan diikat dengan cara tertentu. Cara pemakaian sarung dapat bervariasi tergantung pada daerahnya. Misalnya, di Jawa, sarung digunakan dengan cara melilitkan kain ke pinggang dan mengikatnya dengan simpul khusus.
Sarung Malaysia: Di Malaysia, sarung dikenakan dengan cara melilitkan kain di sekitar pinggang dan mengikatnya dengan simpul atau peniti. Sarung Malaysia juga dapat dikenakan sebagai bawahan untuk baju tradisional seperti baju kurung.
Sarung Myanmar: Longyi di Myanmar dikenakan dengan cara melilitkan kain di sekitar pinggang dan mengikatnya dengan simpul. Longyi dapat memiliki beberapa gaya pengikatan yang berbeda, baik untuk pria maupun wanita.
Meskipun ada perbedaan dalam desain, motif, bahan, dan cara pemakaian, sarung Indonesia, Malaysia. Namun, kenyamanan dan keleluasaan lebih diutamakan. Selain itu fungsi sarung juga untuk mengusir dingin saat malam hari. (*)