Balisore.com – Masjid memiliki peranan penting dalam sejarah peradaban Islam, lebih dari sekadar tempat ibadah. Pada masa kenabian Rasulullah SAW, masjid juga menjadi pusat kegiatan sosial, politik, dan kemasyarakatan. Salah satu masjid yang memiliki nilai sejarah tinggi dalam perjalanan Islam adalah Masjid Quba, yang menjadi masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah SAW saat hijrah ke Madinah. Pembangunan masjid ini bukan hanya menandai awal dari pusat spiritual umat Islam, tetapi juga menjadi simbol persatuan dan kerja sama di kalangan kaum muslimin.
Latar Belakang Pembangunan Masjid Quba
Pada tahun 1 Hijriah atau sekitar tahun 622 Masehi, Rasulullah SAW bersama para sahabatnya melakukan hijrah dari Mekkah menuju Madinah. Saat dalam perjalanan menuju Madinah, mereka singgah di sebuah kawasan pinggiran Yatsrib yang disebut Quba. Di tempat inilah Rasulullah SAW mendirikan Masjid Quba, yang sekaligus menjadi masjid pertama dalam sejarah Islam. Berdirinya masjid ini mencerminkan betapa pentingnya peran masjid dalam kehidupan umat Islam sejak awal.
Masjid ini dibangun di atas sebidang tanah milik Kalsum bin Hadam, yang berasal dari suku Amir bin Auf. Keluarga ini mewakafkan tanah tersebut kepada Rasulullah SAW, yang kemudian dimanfaatkan untuk mendirikan masjid. Pembangunan dimulai dengan Rasulullah SAW meletakkan batu pertama, diikuti oleh sahabat-sahabat besar seperti Abu Bakar, Umar, dan Utsman, serta dikerjakan oleh para sahabat dari kalangan Muhajirin dan Anshar secara gotong royong.
Peran Malaikat Jibril dalam Penentuan Arah Kiblat
Dalam proses pembangunan Masjid Quba, Rasulullah SAW dibantu oleh Malaikat Jibril yang memberikan petunjuk tentang arah kiblat. Arah kiblat ini menjadi salah satu komponen penting dalam tata cara beribadah umat Islam di masjid tersebut. Masjid Quba juga menjadi tempat di mana untuk pertama kalinya shalat berjamaah dilaksanakan secara terang-terangan oleh umat Islam, yang menandakan pentingnya kebersamaan dalam menjalankan ibadah.
Masjid yang Dibangun di Atas Dasar Takwa
Masjid Quba diabadikan dalam Al-Qur’an, tepatnya dalam surat At-Taubah ayat 108, yang menyebutnya sebagai “masjid yang didirikan atas dasar takwa”. Ayat tersebut menekankan pentingnya membangun masjid yang berfungsi untuk memupuk ketaqwaan dan kebersihan hati, yang merupakan ciri utama dari masjid ini. Berikut kutipan dari ayat tersebut:
“Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (QS. At-Taubah: 108)
Kunjungan Rasulullah SAW ke Masjid Quba
Semasa hidupnya, Rasulullah SAW secara rutin mengunjungi Masjid Quba untuk melaksanakan shalat. Beliau biasanya pergi ke masjid ini pada hari Sabtu, Senin, dan Kamis. Tradisi ini diteruskan oleh para sahabat setelah wafatnya Rasulullah, di mana mereka tetap menziarahi masjid ini untuk beribadah dan mengambil hikmah dari sejarah yang tersimpan di dalamnya. Oleh karena itu, setiap muslim yang menjalankan ibadah haji atau umrah dianjurkan untuk mengunjungi masjid ini sebagai bagian dari perjalanan spiritual mereka.
Arsitektur Sederhana yang Menginspirasi
Meski dibangun dengan arsitektur sederhana, Masjid Quba telah menjadi inspirasi bagi pembangunan masjid-masjid modern di masa kini. Dalam buku Pasang Surut Peradaban dalam Lintas Sejarah karya Dr. Gandhi Liyorba Indra, dijelaskan bahwa Masjid Quba memiliki ruang berbentuk persegi empat yang dikelilingi oleh dinding. Di bagian utara terdapat serambi tempat sholat yang bertiang dari pohon kurma, sementara atapnya datar terbuat dari pelepah kurma yang dicampur dengan tanah liat.
Di tengah-tengah masjid terdapat sahn atau ruang terbuka dengan sebuah sumur yang digunakan untuk berwudhu. Masjid ini dirancang untuk memanfaatkan sirkulasi udara dan pencahayaan alami secara optimal, sehingga kebersihan dan kesejukan di dalam masjid selalu terjaga.