Balisore.com – Budaya Jawa dikenal kaya akan tradisi dan ritual yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, mulai dari kelahiran hingga kematian. Setiap tahapan kehidupan seringkali diwarnai dengan berbagai upacara dan penggunaan simbol-simbol alami. Salah satu momen penting dalam budaya Jawa adalah upacara kematian, di mana tradisi dan simbolisme memainkan peran yang sangat penting.
Salah satu elemen utama dari upacara ini adalah penggunaan berbagai jenis tanaman dan bunga. Tanaman-tanaman ini tidak hanya berfungsi sebagai dekorasi, tetapi juga memiliki makna mendalam yang mencerminkan nilai-nilai dan kepercayaan masyarakat Jawa. Artikel ini akan membahas delapan jenis tanaman yang sering digunakan dalam upacara kematian masyarakat Jawa, serta makna filosofis di balik masing-masing tanaman tersebut.
1. Daun Kelor
Daun kelor, atau yang dikenal dalam bahasa Jawa sebagai “daun kelor,” adalah salah satu tanaman yang sering digunakan dalam prosesi pemandian jenazah. Daun ini dicampur dengan air untuk memandikan jenazah. Masyarakat Jawa meyakini bahwa daun kelor memiliki kemampuan untuk menghilangkan roh atau sihir jahat. Oleh karena itu, penggunaannya dalam upacara kematian dianggap penting untuk membersihkan jenazah dari pengaruh negatif dan mempersiapkannya untuk perjalanan ke alam selanjutnya.
2. Bunga Melati
Bunga melati memiliki makna yang mendalam dalam budaya Jawa. Dalam bahasa Jawa, “melati saka ning ati” berarti “berasal dari hati,” yang mengajarkan pentingnya melakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati. Dalam upacara kematian, bunga melati digunakan sebagai taburan di sekitar jenazah dan dalam pembuatan bunga ronce yang dicampur dengan berbagai bunga lainnya. Simbolisme bunga melati ini mengingatkan kita untuk melaksanakan setiap tindakan dengan ketulusan dan keikhlasan.
3. Daun Pandan