Balisore.com – Yandex, yang sering disebut sebagai “Google-nya Rusia”, telah mengambil langkah besar dengan menjual sebagian besar asetnya di Rusia. Langkah ini menandai era baru bagi perusahaan induk yang berbasis di Belanda, membuka jalan bagi ekspansi yang lebih luas di Eropa dengan fokus utama pada pengembangan kecerdasan buatan (AI). Dengan melepaskan sebagian besar bisnisnya di Rusia, Yandex berupaya memperkuat kehadirannya di panggung teknologi global.
Yandex dan Penjualan Aset Besar-besaran
Perusahaan induk Yandex, yang terdaftar di Nasdaq, telah menyelesaikan penjualan 72% operasinya di Rusia kepada mantan manajemen dan konsorsium investor, termasuk perusahaan minyak besar Rusia, Lukoil. Sisa 28% penjualan ini akan diselesaikan pada Juli 2024. Transaksi ini diumumkan pada Februari lalu setelah melalui negosiasi panjang selama 18 bulan. Penjualan ini menilai Yandex sebesar $5,2 miliar, tetapi terpaksa mendapat pemotongan harga wajib sebesar 50% sesuai dengan peraturan pemerintah Rusia tentang keluar-masuknya perusahaan Barat dari pasar Rusia. Di masa jayanya, Yandex memiliki valuasi puncak mencapai $30 miliar.
Yandex didirikan pada puncak ledakan dotcom pada tahun 1990-an, dan mesin pencari andalannya pertama kali diluncurkan pada 1997. Seiring berjalannya waktu, perusahaan ini memperluas layanannya dengan menawarkan berbagai produk, seperti permainan online, layanan streaming musik, peta online, dan layanan ride-hailing. Dengan layanan yang sangat beragam, Yandex menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar di Rusia.
Namun, perang antara Rusia dan Ukraina telah mengganggu ambisi perusahaan untuk menjadi raksasa internet global. Banyak karyawan Yandex meninggalkan Rusia, dan para investor asing mulai menjauh dari perusahaan tersebut. Selain itu, salah satu pendiri Yandex, Arkady Volozh, dijatuhi sanksi oleh Uni Eropa pada Juni 2023. Sanksi tersebut baru dicabut pada Maret 2024, dan saat ini Volozh tinggal di Israel.
Pengaruh Politik dalam Transaksi Yandex
Transaksi penjualan aset Yandex di Rusia melibatkan banyak negosiasi politik yang rumit. Pemerintah Rusia menganggap Yandex sebagai aset strategis yang sangat penting bagi perekonomian nasional, terutama di sektor teknologi tinggi. Menurut Dmitry Peskov, juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Yandex dianggap sebagai “salah satu juara nasional ekonomi di bidang teknologi tinggi dan salah satu perusahaan terbesar.” Peskov menambahkan bahwa penting bagi Rusia agar Yandex tetap beroperasi di dalam negeri.